Banjir yang terjadi di sejumlah tempat di Jakarta, pada Sabtu (22/12) kemarin, tampaknya membuat Gubernur DKI Jokowi geram. Jokowi bahkan sempat menegur Kepala Dinas Pekerjaan Umum (Kadis PU) soal pompa yang mati di Dukuh Atas.
"Kemarin saya dapat teguran dari Pak Jokowi karena pompa underpass yang di Dukuh Atas mati. Sebenarnya itu bukan pompa banjir tapi underpass terus masalahnya curah hujan tinggi," kata kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Ery Basworo kepada wartawan di Taman Suropati, Menteng, Jakarta, Minggu (23/12/2012).
Ery Basworo berada di Taman Suropati untuk menunggu kedatangan Jokowi yang akan membahas soal banjir bersamanya. Taman Suropati sendiri berada persis di depan rumah dinas Jokowi.
"Alasannya utama karena intentas curah hujan yang tinggi, kita tidak bisa merekayasa kejadian alam. Itu kalau merekayasa harus ada rekayasa teknis dan ada nilai ekonomisnya, sementara alam hanya bisa pakai teori kemungkinan," lanjutnya.
Ery membantah bahwa banjir yang terjadi di Jakarta kemarin karena pompa yang menyedor air dan mengalirkannya ke Banjir Kanal tidak berfungsi. Ia menegaskan semuanya terjadi karena intensitas hujan yang tinggi.
"Sebenarnya bukan karena pompa nggak bekerja, memang intensitas hujannya yang tinggi. Jadi misal kayak di kali Cideng itu dibuat ke Banjir Kanal Barat, sementara di Jalan Abdul Muis airnya relatif tinggi apalagi yang di Jalan Sabang itu prioritas karena banyak sampah," tuturnya.
"Jadi kemarin itu pompa jalan semua, tapi pompa itu bekerjanya nggak bisa langsung melulu jalan, tapi bertahap. Analoginya sepeti mandi dengan shower, kalau bertahap kan enak, tapi kalau air dari shower itu tumpah ruah ya nggak enak, analoginya begitu," imbuh Ery.
Namun, meski demikian ia mengakui memang pompa itu bekerjanya tidak maksimal untuk mengatasi air banjir yang sangat besar. Artinya tidak semua pompa yang ada bisa dioperasikan secara sekaligus.
"Pompa jalan semua, cuma nggak dioperasikan secara maksimal karena memang semua pompa ada tugas masing-masing. Misalnya pas masuk ke Waduk Melati itu airnya ke Banjir Kanal Barat, itu kan membuktikan memang pompanya berjalan. Kalau dilihat dari kekuatan pompa karana curah hujan tinggi kekuatan pompa lebih besar sedikit dibanding curah hujan karenanya nggak bisa lampaui semuanya," ucapnya.
"Bukan masalah tidak bisa menampung intestas banjir, cuma ita pemakaian pompa ada tahapannya, dari kesemua pompa tidak semua kita turunkan. Semuanya bertahap agar seluruh daerah bisa kesedot banjirnya dan sampahnya," lanjutnya.
Apakah akan menambah pompa?
"Bisa aja, tapi tidak ekonomis karena semua berkaitan dengan intensitas dan waktu hujan. Kita nggak tahu hujan datang jam berapa, kalau tambah pompa tidak ekonomis karena tidak semua design bisa mengatasai semua kondisi. Selain boros makan tempat juga," jawabnya.
Sementara, kedatangannya menemui Jokowi hari ini Ery mengaku akan memberikan laporan evaluasi kondisi banjir dan pompa yang berfungsi ketika banjir terjadi.
"Kita mau tunggu Jokowi untuk laporan evaluasi hasil banjir, dan pompa yang akan beroperasi sekalgus melaporkan lokasi dan titik banjir di Jakarta," tutupnya.
(mad/mad) - http://news.detik.com/read/2012/12/23/150343/2125615/10/banjir-kepung-jakarta-jokowi-tegur-kadis-pu-dki?9911012
إرسال تعليق