Rencana pembangunan moda transportasi massal berbasis rel atau mass rapid transit (MRT) terus mencuat. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kembali mengungkapkan optimismenya bahwa pada bulan ini, April 2013, menjadi momentum penting pembangunan tersebut. Mantan Wali Kota Surakarta itu menyampaikan, dalam satu pekan ini semua dokumen yang diperlukan ditargetkan selesai, yakni dokumen mengenai pemenang tender dan penuntasan pembebasan lahan di sekitar Fatmawati, Jakarta Selatan.
"Minggu-minggu ini rampung (dokumennya)," kata pria yang biasa disapa Jokowi itu di Balaikota Jakarta, Senin (1/4/2013).
Sebelumnya, Jokowi mengaku menghabiskan akhir pekan untuk bertemu beberapa pihak yang memiliki pengalaman dalam pembangunan dan pengoperasian MRT di Singapura. Jokowi berangkat ke Singapura bersama direksi PT MRT Jakarta, Asisten Gubernur Bidang Pembangunan Wiryatmoko, serta Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sarwo Handayani. Selama berada di Singapura, Jokowi bertemu sejumlah pihak yang telah sukses membangun dan mengoperasikan MRT. Jokowi mengaku banyak menerima nasihat, masukan, dan informasi penting terkait rencana membangun MRT di Ibu Kota.
"Di sana kami minta beberapa pihak untuk jadi advisor (penasihat) kami, soalnya bulan ini sudah mau kami putuskan, mau kami mulai," ujarnya.
Untuk diketahui, mengenai pembiayaan megaproyek MRT, pemerintah pusat telah memutuskan akan menanggung 49 persen biaya investasi dan 51 persen sisanya ditanggung Pemprov DKI. Pihak pendonor, Japan International Cooperation Agency (JICA), tidak berkeberatan dengan komposisi investasi tersebut.
Sejauh ini, JICA menyetujui peminjaman dana sebesar Rp 15 triliun untuk proyek MRT di ruas Depok-Lebak Bulus sampai Sisingamangaraja dengan konsep jalan layang (luas 9,8 kilometer) dan ruas Senayan sampai Bundaran Hotel Indonesia (HI) dibangun di bawah tanah dengan luas 5,9 kilometer. Namun, belum ada persetujuan pinjaman untuk ruas berikutnya dari Bundaran HI ke Kampung Bandan (8,1 kilometer).
Ditantang Jokowi, Ini Jawaban Direksi Baru PT MRT - Pengamat transportasi Universitas Indonesia, Alvinsyah, mengatakan, direksi baru PT MRT Jakarta yang baru saja terpilih di rapat umum pemegang saham (RUPS) diharapkan dapat memiliki konsep mengenai pembangunan MRT jangka panjang. Terlebih lagi, para direksi baru itu merupakan profesional terpilih yang sudah memiliki nama sesuai bidang masing-masing.
"Seorang dirut ataupun direksi lainnya harus memiliki kemampuan manajerial terhadap sebuah perusahaan. Hal itu terutama untuk membuat arah perusahaan sekelas MRT dalam waktu 30 tahun mendatang," kata Alvinsyah ketika dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa (26/3/2013).
Dengan adanya bentuk perancangan konsep tersebut, maka semua persoalan pembangunan MRT dapat dituntaskan. Sementara itu, terkait target yang diberikan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam waktu sebulan untuk melengkapi dokumen MRT, kata dia, para direksi harus bisa memastikan keyakinan Jokowi dengan menjawab semua tantangan tersebut.
"Maka dari itu, semua kendala yang menghambat pembangunan MRT harus dipastikan tidak lagi membelenggu. Mulai dari ketetapan pembagian beban pengembalian utang ke Pemerintah Jepang, 49 persen untuk pemerintah pusat dan 51 persen untuk Pemprov DKI," kata Alvinsyah.
Seorang direksi yang memiliki latar belakang kemampuan di bidang transportasi, kata Alvinsyah, sangat membantu terhadap percepatan pembangunan MRT. Bahkan, apabila di dalam direksi itu bukan merupakan seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang transportasi, Pemprov DKI disarankan untuk menyewa orang yang mampu dan dapat dipercaya menjalankan megaproyek senilai Rp 15 triliun itu.
Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami mengatakan belum dapat menjelaskan bentuk konsep kelanjutan pembangunan PT MRT Jakarta. Saat ditanya wartawan, Dono Boestami hanya berkomentar belum bisa bicara banyak tentang PT MRT dan hanya menyampaikan kalau dia akan bekerja terlebih dahulu. Bersama tiga direksi baru lainnya, Dono baru membuka dokumen tentang MRT yang didapatkan dari direksi sebelumnya.
"Kami kerja dulu. Kami baru buka dokumen MRT," ujar Dono.
Senada dengan Dono Boestami, Direktur Keuangan PT MRT Jakarta Tuhiyat juga memilih tak banyak bicara ketika diberondong pertanyaan oleh wartawan. Saat ditanyakan terkait kesiapan para direksi untuk melengkapi dokumen kepada Jokowi dalam jangka waktu satu bulan ini, Tuhiyat mengatakan, dia bersama ketiga direksi lainnya masih mempelajari konsep megaproyek senilai Rp 15 triliun tersebut.
"Belum tahu, ini kami baru mau pelajari," ujar Tuhiyat.
Harapan Jokowi-Basuki
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memiliki harapan besar kepada direksi baru PT MRT Jakarta. Mereka terpilih karena telah melalui uji kepatutan dan kelayakan. Tak hanya itu, mantan Wali Kota Surakarta itu menganggap keempat orang tersebut memiliki kapasitas yang mumpuni, baik dari sisi jaringan, maupun tentang pengelolaan keuangan anggaran.
Jokowi mengatakan, dia telah memiliki target dimulainya pembangunan sistem administrasi megaproyek tersebut, yakni satu bulan ke depan. Jokowi berharap, program itu dapat dilakukan dengan baik tanpa halangan. "Kalau semuanya sudah oke dan di-ground breaking dan langsung cor," ujar Jokowi.
Hal senada dikatakan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Dia meyakini direksi baru PT MRT Jakarta mampu memenuhi target yang telah ditentukan Pemprov DKI Jakarta. Hal ini terutama untuk melanjutkan tahapan pembangunan MRT dalam waktu dekat, mulai dari pengumuman pemenang tender, pemancangan, dan sebagainya. Oleh karena latar belakang profesional, Basuki meyakini direksi itu mampu bekerja cepat dan efisien.
Untuk diketahui, Dirut PT MRT Jakarta yang baru saja terpilih, Dono Boestami, merupakan mantan Chief Finance Officer Indonesia Infrastructure Finance. Ia merupakan lulusan Teknik Sipil University of Wisconsin di Platteville Amerika Serikat dan memperoleh gelar Bachelor of Science. Ia juga meraih gelar Master of Science dari Golden Gate University, San Francisco.
Dalam pengalaman kerjanya, Dono juga pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Bukit Asam (Persero) Tbk yang juga bergerak di bidang pertambangan batu bara pada tahun 2006 hingga 2011. Dono juga pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan PT Atlas Resources Tbk yang bergerak di bidang pertambangan batu bara sejak 2011 hingga 2012.
Sementara itu, Direktur Konstruksi Muhammad Nasir sebelumnya merupakan Vice President Divisi I Medan PT KAI. Direktur Operasional Albert Tara sebelumnya menjabat sebagai Excecutive Vice President Yasa PT KAI Manggarai. Adapun Tuhiyat, yang menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Administrasi, sebelumnya merupakan Kepala Divisi Treasury PT Antam (Persero) Tbk. - megapolitan.kompas.com
إرسال تعليق