Pemimpin Yang Adil dan Amanah
Tugas seorang pemimpin adalah menyejahterakan rakyatnya, dia digaji untuk melayani rakyatnya. Ini dasar utama yang harus dipegang oleh semua pemimpin. Pemimpin yang berjuang melayani rakyatnya adalah pemimpin yang amanah, dan sebagai pemimpin dia harus adil dalam bertindak. Di hadapan hukum negara, dia adalah warga negara biasa, begitu juga keluarganya.
Contoh inilah yang dipraktekkan oleh Nabi Muhammad dan Umar bin Khatab. Umar bin Khatab yang blusukan ke kampung-kampung dan melihat sendiri penderitaan rakyatnya, kalau ada yang kelaparan dia rela memanggul gandum/beras sendiri untuk diberikan kepada rakyat yang kelaparan. Sedangkan Nabi Muhammad menegaskan kalau Fatimah mencuri, dia sendiri lah yang akan memotong tangan anak semata wayangnya itu.
Memimpin tidak bisa dari menara gading, memimpin adalah turun melihat masalah dan menyelesaikannya. Tentu saja tidak semua masalah harus turun sendiri, tapi kewajiban menyelesaikan permasalahan besar mensyaratkan pemimpin untuk melihat sendiri permasalahan dan memicu jalan prioritas penyelesaiannya.
Sudah saatnya semua negara dipimpin oleh pemimpin yang adil dan amanah, bukan pemimpin yang duduk di singgasananya yang empuk, makan minum dilayani, dan menjadi makhluk raksasa penuh lemak. Bukan pemimpin yang kalau keluarganya berbuat salah, maka hukum tidak berani menyentuhnya. Bukan pula pemimpin yang tidak berbuat apa-apa ketika melihat rakyatnya sengsara.
Momentum harus diciptakan, umat Islam sudah terlalu lama dipimpin oleh pemimpin egois dan gagal, saatnya memilih pemimpin yang terbukti kehebatannya dalam menyelesaikan permasalahan krusial dan menyejahterakan penduduknya melalui program ekonomi pro rakyat, pendidikan dan kesehatan. Tidak perduli agamanya apa, tidak perduli lelaki atau perempuan atau wandu, tidak perduli dari suku atau ras apa, yang paling penting adalah pretasi dan darma bakti, karena pemimpin dipilih semata-mata untuk bekerja dan melayani.
Sumber: FB Bayu Saylendra
إرسال تعليق