Pilpres 2014 Hasilkan Capres Berbeda Dari SBY
Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Gun Gun Heryanto meyakini pemilu 2014 nanti akan menghasilkan capres-capres berbeda berbeda dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Seperti di tahun 1999 Gus Dur adalah berbeda dengan Megawati. Untuk tahun 2014 Jokowi sebagai figur yang berbeda dengan Presiden SBY, demikian juga Jusuf Kalla.
“Saya tak heran jika Jokowi dan JK muncul sebagai capres yang dinilai paling komunikatif dengan rakyat," papar Gun Gun pada peluncuran ‘Lembaga Demokrasi Bertanggung jawab’ pimpinan Tjipta Lesmana di Gedung DPR RI Jakarta,belum lama ini.
Pemimpin mendatang lanjut Gun Gun, juga mesti ada proses ‘kekitaan’, dan Jokowi dan JK mampu membangun ‘kekitaan’, karena semangat Indonesia ini gotong royong, dekat dengan rakyat, maka harus mampu membangun semangat komunitarianisme, muncul pemahaman bersama, understanding, sehingga Jokowi dan JK selalu di atas dalam banyak survei.
Terakhir rekam jejak secara berkelanjutan, bukan instan. “Jadi, meski banyak iklan di media, sebagai saluran politik, tapi tak akan berpengaruh kalau rekam jejaknya memang buruk, dan rakyat tak akan memilih, dan tetap menjadi bagian di luar figur capres itu (out sider).
Dan, yang akan maju sebagai capres setidaknya ada tiga katagori; pertama partai pemenang pemilu (20%) yang bisa mengusung sendiri, kedua parpol tengah, dan koalisi parpol. “Semua akan tergantung pada perkembangan politik, dan komunikasi yang dibangun,” tegasnya.(Gita Ramadian)
Seperti di tahun 1999 Gus Dur adalah berbeda dengan Megawati. Untuk tahun 2014 Jokowi sebagai figur yang berbeda dengan Presiden SBY, demikian juga Jusuf Kalla.
“Saya tak heran jika Jokowi dan JK muncul sebagai capres yang dinilai paling komunikatif dengan rakyat," papar Gun Gun pada peluncuran ‘Lembaga Demokrasi Bertanggung jawab’ pimpinan Tjipta Lesmana di Gedung DPR RI Jakarta,belum lama ini.
Pemimpin mendatang lanjut Gun Gun, juga mesti ada proses ‘kekitaan’, dan Jokowi dan JK mampu membangun ‘kekitaan’, karena semangat Indonesia ini gotong royong, dekat dengan rakyat, maka harus mampu membangun semangat komunitarianisme, muncul pemahaman bersama, understanding, sehingga Jokowi dan JK selalu di atas dalam banyak survei.
Terakhir rekam jejak secara berkelanjutan, bukan instan. “Jadi, meski banyak iklan di media, sebagai saluran politik, tapi tak akan berpengaruh kalau rekam jejaknya memang buruk, dan rakyat tak akan memilih, dan tetap menjadi bagian di luar figur capres itu (out sider).
Dan, yang akan maju sebagai capres setidaknya ada tiga katagori; pertama partai pemenang pemilu (20%) yang bisa mengusung sendiri, kedua parpol tengah, dan koalisi parpol. “Semua akan tergantung pada perkembangan politik, dan komunikasi yang dibangun,” tegasnya.(Gita Ramadian)
Source : hariankota.com
إرسال تعليق