Jokowi tinjau pintu air Cisadane. ©2014 merdeka.com/imam buhori Reporter : Muhammad Sholeh | Minggu, 26 Januari 2014 14:56
Survei: 52 persen publik setuju Jokowi nyapres
Nama Jokowi mendapat dukungan kuat dari masyarakat jika ingin
menjadi calon presiden pada Pemilu 2014. Dalam survei yang
dilakukan oleh Pol-Tracking Institute, 52,96 persen publik setuju
Jokowi menjadi capres pada Pilpres tahun ini.
"52,96 Persen publik setuju Jokowi menjadi capres, 20,35 persen
publik tidak tahu dan 26,69 persen tidak setuju Jokowi menjadi
capres," kata Direktur Eksekutif Pol Tracking Institute, Hanta
Yudha di Hotel Ibis, Jakarta Pusat, Minggu (26/1).
Sementara 32,03 persen publik kurang setuju jika Ahok menjadi
capres atau cawapres. "Hal ini berbeda dengan Jokowi di mana
hanya ada 26,69 persen publik yang tidak setuju dirinya sebagai
capres/cawapres. Angka persetujuan ini menunjukkan tingkat
penerimaan publik (akseptabilitas) masing-masing tokoh jika
meninggalkan jabatan di DKI," jelas Hanta.
Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1.200 responden dengan
margin of error kurang lebih 2,83 persen dengan tingkat
kepercayaan 95 persen. Metode pengumpulan data adalah
wawancara secara tatap muka menggunakan kuisioner.
Pengambilan data survei dilakukan pada 16-23 Desember 2013.
Validasi data dilakukan dengan membandingkan karakteristik
demografis dari sampel yang diperoleh dari survei dengan
populasi diperoleh melalui data sensus BPS terakhir.
Pengambilan data dilakukan secara serentak dan
nasional di 33 provinsi.
menjadi calon presiden pada Pemilu 2014. Dalam survei yang
dilakukan oleh Pol-Tracking Institute, 52,96 persen publik setuju
Jokowi menjadi capres pada Pilpres tahun ini.
"52,96 Persen publik setuju Jokowi menjadi capres, 20,35 persen
publik tidak tahu dan 26,69 persen tidak setuju Jokowi menjadi
capres," kata Direktur Eksekutif Pol Tracking Institute, Hanta
Yudha di Hotel Ibis, Jakarta Pusat, Minggu (26/1).
Sementara 32,03 persen publik kurang setuju jika Ahok menjadi
capres atau cawapres. "Hal ini berbeda dengan Jokowi di mana
hanya ada 26,69 persen publik yang tidak setuju dirinya sebagai
capres/cawapres. Angka persetujuan ini menunjukkan tingkat
penerimaan publik (akseptabilitas) masing-masing tokoh jika
meninggalkan jabatan di DKI," jelas Hanta.
Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1.200 responden dengan
margin of error kurang lebih 2,83 persen dengan tingkat
kepercayaan 95 persen. Metode pengumpulan data adalah
wawancara secara tatap muka menggunakan kuisioner.
Pengambilan data survei dilakukan pada 16-23 Desember 2013.
Validasi data dilakukan dengan membandingkan karakteristik
demografis dari sampel yang diperoleh dari survei dengan
populasi diperoleh melalui data sensus BPS terakhir.
Pengambilan data dilakukan secara serentak dan
nasional di 33 provinsi.
[has]
Source : merdeka.com
Post a Comment