Hamdi Muluk: Andalkan Jokowi, Rakyat Jangan Mau Dikibuli PDIP
Masuknya nama Gubernur DKI Jakarta Jokowi sebagai juru kampanye Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dianggap hanya memanfaatkan popularitas mantan Wali Kota Solo tersebut, agar PDIP bisa meraih suara optimal di pemilu legislatif (pileg) 2014.
Pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, mengatakan elektabilitas PDIP bisa terdongkrak jika mengumumkan Jokowi sebagai calon presiden sebelum hari pencoblosan pileg. Namun bila tidak diumumkan sebelum pileg, belum tentu suara PDIP terdongkrak.
"Jokowi hanya juru kampanye saja toh, dan belum tentu calon Presiden. Katakan saat pileg PDIP dapat 24 persen suara. Tiba-tiba capresnya bukan Jokowi. Masyarakat akan marah, merasa dikhianati," papar Hamdi, Sabtu (1/3).
"Kalau masyarakat lihat, ternyata bukan Jokowi capres anda, ternyata orang lain. Jangan main-main juga. Hitung dengan matang kemungkinan-kemungkinan itu," lanjutnya.
Mengenai kabinet bayangan yang dibentuk PDIP, Hamdi menilai agak lucu dan aneh. Karena menurutnya hak untuk menentukan susunan kabinet adalah hak prerogatif Presiden, dan bukan hak parpol. Ia menuturkan saat ini saja belum jelas siapa capres yang diusung PDIP.
"Sekarang yang paling penting, siapa presidennya. Agak aneh PDIP membuat kabinet bayangan. Ini kan sistem presidential, Menteri itu kan hak prerogatif Presiden. Tanya dulu dong Presidennya, Presidennya siapa belum jelas," katanya. "Tidak mendongkrak juga (isu kabinet bayangan PDIP) untuk suara PDIP. Orang sekarang ingin tahu, siapa capres anda," katanya.
Source : FB Rakyat Bersatu Mendukung Jokowi Presiden Ri 2014
www.sayajawab.blogspot.com
إرسال تعليق