Yth. Para Pendukung Bapak Prabowo Subianto
Mohon maaf jika tulisan ini berbau kampanye. Saya, sebagai rakyat kecil anak bangsa, mempunyai mimpi yang sama dengan Anda semua, ingin bangsa ini menjadi lebih baik. Dan momen seperti Pilpres adalah momen penting bagi kita untuk ikut menentukan arah bangsa ke depan. Saya hanya ingin menyampaikan hal-hal yang, menurut saya, saya tahu dan tidak menyampaikan hal-hal yang saya tidak tahu atau saya ragu terhadap hal tersebut. Ada beberapa hal yang menurut saya penting.
1. KOALISI
Ini adalah istilah keren nan memuakkan di telinga rata-rata dari kita yang mengalami sindrom “apatis-skeptis-antipati-muak” pada level stadium akhir terhadap kondisi perpolitikan bangsa ini. Jika Anda jeli, hantu bernama koalisilah yang berkontribusi secara signifikan terhadap amburadulnya pengurusan bangsa ini. Keputusan-keputusan penting diambil bukan dengan pertimbangan kepentingan rakyat, tetapi lebih dengan pertimbangan politis untuk kepentingan mitra koalisi. Tanyakan pada diri Anda, apa manfaat konkret dari koalisi? Koalisi ini, secara kasat mata, kasat akal dan kasat kesadaran secara terang-terangan akan dilanjutkan oleh Prabowo Subianto jika kelak menjadi Presiden kita. Sebaliknya, Jokowi dengan penuh keberanian sejak pilgub DKI melontarkan istilah “koalisi dengan rakyat” dengan tingkat kekonkretan jauh di atas rata-rata pejabat yang pernah melontarkan jargon serupa. Jokowi juga adalah satu-satunya pejabat yang dengan berani mengatakan akan membuat kabinet kerja dan bukan kabinet politik, sesuatu yang sangat langka kita temui pada pejabat-pejabat kita. Secara politis, itu sebenarnya adalah langkah berbahaya dalam konteks dukung mendukung antar partai. Tapi, Joko Widodo keukeuh terhadap hal tersebut.
2. ARB
Ingatkah Anda bahwa “tokoh nasional” yang satu ini pernah berusaha mendekat ke kubu Jokowi tapi kemudian berbalik arah ke kubu Prabowo, kemudian beralasan kesamaan visi yang pro rakyat bla bla bla? Salahkah saya, seorang rakyat kecil, berburuk sangka bahwa pembalikan arah tersebut lebih karena Aburizal Bakri dan Golkar merasa tidak mendapat “sesuatu” yang diinginkan? Dengan langkah seperti itu, beranikah Anda bermimpi bahwa ARB dan Golkar merapat ke Prabowo murni karena kepentingan rakyat?
3. PKS
Ketika Jokowi memutuskan untuk membuka rekening dana sumbangan kampanye rakyat, PKS melalui Mahfudz Siddiq mengecam sinis dengan menyatakan bahwa seorang Capres tidak sepantasnya meminta sumbangan kepada rakyat yang kebanyakan masih hidup dalam kesusahan plus janji akan keluar dari koalisi Prabowo jika Prabowo melakukan hal yang sama. Ketika Prabowo melakukan hal yang sama, beranikah Anda berharap PKS akan menepati janji setelah berbagai dagelan kemunafikan yang sering dipertontonkan secara vulgar dan kita “nikmati” selama ini? Tahukah Anda bahwa PKS adalah pihak yang sering berkampanye negatif bernuansa SARA terhadap Jokowi ketika ada di kubu Foke pada pilgub DKI 2012? Ingatkah Anda bahwa PKS ada di pihak lawan Foke, yaitu Adang Darajatun, pada pilgub DKI sebelumnya? Dan tahukah Anda bahwa PKS pernah ada di kubu Jokowi pada pilwalkot Solo? Ingatkah Anda bahwa PKS adalah partai yang mengklaim diri paling Islami dan partai dakwah? Dengan langkah-langkah selama ini, mana yang menurut Anda lebih benar : petinggi-petinggi PKS adalah juru dakwah / da’i yang menebar kesejukan, atau mereka hanyalah para politisi dengan segala konotasi buruknya? Lalu, apa yang bisa Anda harapkan dengan adanya PKS pada kubu Prabowo jika kelak Prabowo menang?
4. KETEGASAN
Apa Anda termasuk orang yang berpikir bahwa sosok berlatar belakang militer pasti tegas? Jika iya, apa menurut Anda SBY tegas, setelah dalam fase-fase penting pengambilan keputusan, terutama tentang kasus-kasus yang menimpa bawahannya, beliau hanya berani berteriak normatif semodel “Saya mendorong penegak hukum untuk mengusut setuntas-tuntasnya sesuai hukum yang berlaku bla bla bla bla”? Bukankah lebih terasa SBY, dalam berbagai kesempatan, tersandera oleh koalisi politik daripada kelihatan tegas? Bukankah SBY berlatarbelakang militer sebagaimana Prabowo? Bukankah SBY adalah lulusan terbaik Akmil sebagaimana Prabowo? Lalu, tahukah Anda berapa banyak pejabat yang dicopot Jokowi di Solo dan Jakarta ketika, secara kesadaran rakyat, orang-orang tersebut sepantasnya dicopot? Dan, apakah Anda berpikir Jokowi kurang tegas?
5. KORBAN FITNAH
Prabowo dan Jokowi akhir-akhir ini sama-sama sering menjadi korban fitnah dari beberapa pihak, tulisan, atau media partisan. Tapi, kalau mau jujur, pihak manakah yang secara lebih kejam menjadi korban fitnah yang jelas-jelas tidak benar? Ingat tentang kata “Herbertus” di depan nama yang difitnahkah terhadap Jokowi? Masih ingat ketika Jokowi difitnah bukan Islam? Belum lupa tentang tabloid Obor Rakyat kan?
6. PENCITRAAN
Berapa kali Anda mendengar kata “pencitraan” dengan konotasi buruk terhadap Jokowi? Jika blusukan adalah pencitraan, pernahkah Anda tahu atau tanyakan ke rakyat Solo dan Jakarta (bukan orang partai tetapi rakyat kecil seperti kita), apakah Jokowi blusukan dan menyapa rakyat hanya ketika kampanye? Pihak mana yang jelas-jelas blusukan dan menyapa rakyat hanya dan hanya ketika kampanye? Salahkah saya jika saya berpikir bahwa Jokowi bukan melakukan pencitraan tetapi Jokowi telah tercitrakan dengan berbagai perilaku positif yang langsung bersentuhan dengan rakyat?
7. PENGAKUAN KEKAGUMAN
Pernah baca tulisan pengakuan kekaguman tentang Prabowo atau Jokowi? Kalau masa-masa sekarang pasti banyak ya? Pernahkah anda baca tulisan-tulisan sekitar 6-7 tahun lalu tentang kepribadian Jokowi yang mengundang decak kagum banyak orang? Pasti banyak kan? Tulisan-tulisan tersebutlah yang lebih mendekati kejujuran dan ketulusan sang penulis karena penulis tidak tahu bahwa kelak Jokowi akan nyapres atau bahkan tidak tahu bahwa kelak Jokowi akan ikut pilgub DKI. Pernahkah atau seberapa banyak tulisan serupa anda temukan tentang Prabowo?
8. DEKAT DENGAN RAKYAT
Adalah hal yang sangat wajar jika rata-rata rakyat berharap pemimpin yang dekat dengan mereka. Untuk urusan yang satu ini, mana yang secara konkret lebih dekat dengan rakyat, Jokowi atau Prabowo?
9. HAM
Seperti janji saya di atas, saya tidak akan membahas isu penculikan karena saya merasa tidak paham mana berita yang benar tentang hal tersebut. HAM yang saya maksud di sini adalah hak asasi manusia untuk diperlakukan sebagaimana layaknya manusia, dalam bahasa Jawa “diuwongke”. Untuk yang satu ini, Jokowi, setahu saya, adalah tokoh yang paling banyak menerima pengakuan kekaguman rakyat kecil tentang perilaku memposisikan manusaia sebagaimana layaknya manusia tanpa sekat pejabat-rakyat seperti yang selama ini dipertontonkan oleh rata-rata pejabat kita.
11KETERLIBATAN MASYARAKAT
Rekening sumbangan dana kampanye, yang sering jadi sasaran tembak kubu lawan, adalah bukti nyata itikad Jokowi untuk membangun keterlibatan rakyat secara nyata. Pernahkah Anda dengar Jokowi pernah secara spontan disumbang oleh pedagang-pedagang kecil di Solo ketika beliau menjadi cagub DKI? Jika Anda tidak pernah mendengar, tanyakan kepada rakyat Solo, sekali lagi rakyat ya, bukan orang partai yang penuh kepentingan. Bukankah itu berarti Jokowi berhasil membangun keterlibatan rakyat yang tanpanya sebuah kebijakan pemerintah tidak akan berjalan maksimal? Dan lagi, Anda pasti sering mendengar pengakuan para mantan “golputers” yang rela “turun gunung” demi mencoblos Jokowi. Adakah, atau seberapa banyak pengakuan tersebut ada pada kubu Prabowo?
11. TIDAK AMANAH
Ini adalah isu yang paling mudah ditelan masyarakat yang dikonversi menjadi hal negatif pada kubu Jokowi karena beliau nyapres ketika tugas di DKI jauh dari kata selesai. Apa Anda berpikir Jokowi berkhianat? Sama, saya juga begitu. Lalu, ingatkah Anda bahwa jauh sebelum capres cuma ada 2, Jokowi adalah satu-satunya tokoh yang mendapat dukungan bahkan desakan konkret dari banyak orang untuk maju sebagai capres? Adakah tokoh lain yang didukung dan didesak secara konkret dengan kualitas dan kuantitas desakan seperti beliau? Yang umum kita dapati adalah, seorang tokoh merasa mendapat dukungan rakyat hanya karena dia didukung oleh sekelompok elit partai, betul? Jika Anda berjanji ada di suatu tempat selama 5 jam, kemudian setelah 2 jam ada kepentingan lebih besar dan Anda harus meninggalkan tempat tersebut, apa Anda layak disebut sepenuhnya berkhianat? Tidakkah Anda berpikir bahwa langkah ini adalah sebuah keputusan penting yang harus segera diambil dalam kondisi yang dilematis? Saya adalah salah satu dari sekian banyak orang yang merasa Jokowi justru berkhianat jika tidak mengambil langkah sebagai capres di tengah banyaknya dukungan konkret dan di tengah kondisi bangsa yang menurut saya ada pada level “emergency” dalam begitu banyak hal.
12. ANTEK ASING
Ini juga adalah isu yang sering dihembuskan. Secara sederhana, saya menerjemahkan antek asing dalam konteks ini adalah orang yang memenuhi kepentingan pihak asing dan pada saat yang sama mengorbankan kepentingan rakyat. Melihat rekam jejak kepribadian beliau sejak di Solo, apakah Anda berpikir beliau akan sebegitu mudahnya mengorbankan kepentingan rakyat? Walaupun sejujurnya kemungkinan itu ada, kira-kira mana yang lebih mungkin mengorbankan rakyat, orang yang punya mentalitas seperti rata-rata pejabat selama ini, atau orang dengan kepribadian seperti beliau? Kepribadian beliau yang mengundang decak kagum banyak pihak, sejak jauh sebelum menjadi capres, adalah sesuatu yang berada pada tataran pembuktian. Sedangkan beliau adalah antek asing berada pada tataran wacana dan kekhawatiran. Mana yang lebih dipercaya oleh hati nurani Anda, tataran pembuktian atau tataran wacana dan kekhawatiran?
13. CAPRES BONEKA
Menurut otak saya yang sederhana, boneka adalah sesuatu yang dengan mudahnya diatur oleh pemiliknya. Dalam konteks Jokowi, yang dianggap “pemilik” adalah Megawati dan pemilik modal. Ingatkah Anda tentang kisah nyata ketika Jokowi, walikota Solo, dengan lantang dan berani menentang Bibit Waluyo, gubernur Jawa Tengah ketika itu, tentang rencana pembangunan mall sang gubernur yang menurut Jokowi akan mematikan beberapa pasar tradisional di sekitar lokasi tersebut. Sekali lagi, Jokowi “menentang” atasan demi kepentingan rakyat banyak berada di wilayah tataran pembuktian, Jokowi adalah capres boneka berada pada wilayah tataran wacana dan kekhawatiran. Mana yang lebih dipercaya oleh nurani dan kesadaran Anda?
14. GAK LEVEL PRESIDEN
Ini juga yang sering dipermasalahkan oleh pendukung Prabowo. Secara halus mereka mengatakan bahwa Jokowi adalah orang yang baik, tapi levelnya pelaksana atau di level hilir, bukan pemimpin di level hulu. Tahukah Anda bahwa beberapa orang meragukan kemampuan Jokowi memimpin Asosiasi Pengusaha Meubel (Asmindo) cabang Solo karena beliau hanyalah “orang kecil” dari keluarga dengan ekonomi rendah? Kemudian, tahukah Anda bahwa banyak yang meragukan kemampuan Jokowi memimpin Solo karena beliau hanyalah ketua Asosiasi Pengusaha Meubel? Lalu, ingatkah Anda bahwa ada pihak-pihak yang meragukan kemampuan Jokowi memimpin Jakarta karena beliau hanyalah seorang walikota dari kota sedang sekelas Solo? Sekarang, apakah Anda meragukan kemampuan Jokowi jadi presiden karena beliau “hanya seorang gubernur DKI”?
15. REKOR 90,09%
Mungkin ini hanyalah angka, tentang kemenangan telak Jokowi di pilwalkot Solo periode kedua. Tapi, jujurlah, siapa pemimpin daerah incumbent di negeri ini yang menang dengan angka setinggi itu? Bukankah itu mencerminkan tingkat kepuasan rakyat terhadap kinerja beliau? Kalau kita berkenan merunut dengan daya pikir lebih jauh, bukankah itu angka yang istimewa? Lalu, mungkinkah angka seistimewa itu dicapai oleh sosok yang “biasa-biasa” saja?
16. SIMULASI
Saya mengajak Anda bersimulasi, saya sudah pernah mencoba melakukan ini. Kumpulkan 10, atau 20 atau 50 pendukung Prabowo atau orang yang mengaku akan mencoblos Prabowo pada pilpres nanti. Bikin pengandaian, jika Prabowo dihadapkan dengan tokoh seperti Mahfud MD, atau Dahlan Iskan, atau Anis Baswedan, dll, berapa persen yang tetap akan memilih Prabowo? Lakukan hal yang sama terhadap 10, 20 atau 50 pendukung Jokowi dan lihat berapa hasilnya. Kesimpulan sederhana saya, pendukung memilih Jokowi karena Jokowi, sedangkan pendukung Prabowo sebagian karena lawannya, dalam hal ini tidak suka dengan Jokowi.
17. BEDA
Rasanya tidak sulit mencapai kesepakatan dalam satu hal, yaitu negara kita berada dalam kondisi yang “tidak baik”, tentang kepastian hukum, tentang mentalitas rata-rata pejabat, dll. Rasanya sulit jika kondisi yang “luar biasa” kita harapkan akan bisa diselesaikan oleh orang-orang pada kadar hanya “biasa” atau “lumayan”. Kita butuh seorang pemimpin yang “beda”. Untuk urusan “beda” siapa yang lebih mendekati, Jokowi dengan segala langkah revolusionernya (relokasi PKL di Solo, lelang jabatan di Jakarta, dll), atau Prabowo yang kelihatan akan meneruskan langkah-langkah politik SBY?
18. KESEMPURNAAN JOKOWI DAN ORANG-ORANG DI SEKELILINGNYA
Apakah Jokowi orang yang sempurna? Tentu saja TIDAK. Apakah ada jaminan orang-orang di sekeliling Jokowi orang-orang bersih? Tentu saja TIDAK. Tapi, jujurlah, seberapa banyak orang yang berani menaruh harapan pada Jokowi yang beda dan revolusioner dibanding orang yang berani bermimpi serupa terhadap Prabowo?. Ini bukan tentang PDIP, Nasdem, dlll vs Gerindra, Golkar, PAN, dll. Tapi ini lebih tentang head to head Jokowi vs Prabowo. Dan menurut saya, dengan beberapa hal yang saya sebutkan, mimpi besar bernama PERUBAHAN akan jauh lebih mungkin dilaksanakan Jokowi daripada Prabowo.
19. TANTANGAN
Dengan segala hormat terhadap saudara-saudara pendukung Prabowo, saya menantang Anda untuk berkomentar sanggahan atau mengungkap hal-hal istimewa yang lebih bisa kita harapkan pada Prabowo. Mohon untuk tidak berkomentar gak jelas lalu lari.
20. SUMPAH
Saya, seorang muslim, bersumpah demi Allah bahwa Bapak Joko Widodo maupun pejabat-pejabat tim sukses di sekitar beliau TIDAK MENGENAL SAYA dan saya tidak diberi imbalan berupa materi untuk menulis ini. Dengan penuh kesadaran, saya bersedia mendapat hukuman dari Allah SWT jika saya mendapat imbalan materi untuk menulis ini.
21. SARAN
Untuk mendapat informasi yang komprehensif, hindari media-media partisan yang tumbuh subur belakangan ini. Carilah informasi bertahun-tahun lalu, dari orang-orang yang memberi informasi dengan tulus dan murni dari hati nurani tentang capres pilihan Anda. Sejujurnya, tidak sulit kok mengukur tingkat ketulusan seperti ini.
Salam Kompasiana.
Wiwid Santoso
Seorang WNISource : http://politik.kompasiana.com/2014/06/20/yth-para-pendukung-bpk-prabowo-subianto-663281.html
Betul bung...sy sependapat dgn apa yg anda tulis...dn saya 8 thn berada di negri onta belum pernah kembali ke indo tp sy tdk pernah absen untuk mengikuti berita dl negri indonesia termasuk mengamati sepak terjang bpk jokowi,8 thn sy dinegri orang malas untuk pulang kl harus kembali lg ke negri orang untuk mencari sesuap nasi,yg membuat malas sy untuk pulang keindo dikarenakan harus mengurus dokumen2 yg sangat berbelit2..untuk itu sy putuskan untuk bertahan di negri orang, sy berharap dn brdoa selalu semoga bpk jokowidodo dapat memenangi pertarungan pemilihan presiden ini dn sy berharap bila beliu presiden sy berharap dapat membenahi kantor pelayanan imigrasi yg syarat dgn korupsi dn menjadi ladang yg sangat sangat penuh dengan nepotisme dn korup dgn jelas...
ReplyDeleteSangat setuju Bung Wiwid ...
ReplyDeletePembuktian dan Rekam jejak Bpk Jokowi
MEMBIASAKAN YANG BENAR, BUKAN MEMBENARKAN YANG BIASA
sudah membuat banyak dari kami yg sudah hilang kepercayaan pada kemurnian itikad baik pelaku politik, kembali berpengharapan dan
tidak lagi Golput
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa mengabulkan doa kami, dgn menganugerahi Pemimpin2 Amanah, yang mampu membawa Negri ini pada kejayaan dan kesejahteraan... Aamiin
Post a Comment