Pasien Kanker Ini Berharap Jokowi Jadi Presiden
Jakarta -Dukungan untuk calon Presiden Joko Widodo mengalir dari berbagai kalangan. Kali ini berasal dari Dewi Yanthi Razalie, seorang penulis fiksi yang tengah berjuang melawan penyakit kanker stadium 4.
Melalui suratnya yang diterima Tempo, Dewi menyatakan Jokowi adalah sosok presiden yang peduli terhadap pelayanan kesehatan bagi rakyat kecil. Sejak divonis menderita kanker stadium 4, Dewi terbantu dengan program jaminan kesehatan yang cikal bakalnya berawal dari kartu jaminan sehat yang digagas oleh Jokowi.
Berikut surat terbuka Dewi :
Saya Dewi Yanthi Razalie, penulis Majalah Anita Cemerlang sejak 1984, penulis Buku 24Sauh yang mendapatkan MURI, promotor yang mengorbitkan & mendongkrak popularitas Pulau Tidung di Kepulauan Seribu sejak 16 April 2010.
Sudah setahun ini saya menjadi survivor kanker stadium 4. Saya sudah bantu promosikan Jokowi di FB. Saya ingin berbuat sesuatu untuk negeri ini. Mumpung saya masih kuat dan sehat, masih dikasih kesempatan hidup.
Jokowi harus jadi presiden, barulah kinerja BPJS akan beres di Seluruh Indonesia. 2013 & 2014 banyak orang kena kanker. Tidak sangguplah kalau tidak pakai BPJS.
Operasi Rp 100 juta sampai Rp 250 juta. Satu kali kemoterapi Rp 35 juta. Obat kemo yang diminum 1 butir 2 juta, diminum berbulan-bulan.
Saya ingin mata masyarakat Indonesia melek. Siapa Jokowi. Jokowi itu memperjuangkan rakyat. Jokowi datang langsung sidak ke rumah sakit di jakarta mengawasi kinerja BPJS.
Susilo Bambang Yudhoyono sudah 10 tahun menjadi presiden kan ? Tapi BPJS baru ada sesudah Jokowi jadi Gubernur DKI kan ? Kartu Jakarta Sehat (KJS) itulah cikal bakal BPJS.
Saya tau persis dari omongan-omongan Jokowi di tv. Saya membuktikan dan merasakan sendiri. Sesudah Jokowi jadi Gubernur DKI Jakarta, KJS di Jakarta berjalan lancar, laporan dari masyarakat Jakarta, sementara Jamkesda banyak yang ditolak RS terutama Jamkesda Tangsel bertahun2 selalu ditolak di RS Dharmais.
Sejak Jokowi jadi Gubernur DKI maka ada BPJS & BPJS di Jakarta lancar selalu. Pokoknya aku sangat bersedia menjadi tim suksesnya Jokowi, bukan untuk cari uang atau cari popularitas, tapi untuk menyampaikan kebenaran. Kalau aku hanya diam dan berbicara dalam hati, itulah selemah-lemahnya iman dan aku tidak mau. Mumpung aku masih kuat, masih bisa, why not. Aku harus cari bekal untuk aku "pulang".
Yang jelas, Jokowi juga tidak pernah memukul perempuan, tidak kasar dan temperamental. Jokowi cukup santun dalam bersikap dan berucap. Jokowi itulah contoh muslim sejati, yang menghargai istri dan anak perempuannya.
Soeharto tentara, militer, jenderal, jadi presiden, hasilnya apa selama 32 tahun ? SBY juga jenderal, hasilnya apa selama 10 tahun ? Klo jenderal lagi yang jadi presiden, bisa dibayangkan, mau jadi apa negeri ini ? Soeharto dan SBY masih bagus, tidak temperamental dan emosional, ya kan ?
Teman2 saya di rumah sakit di Jakarta, langsung dapat operasi gratis Rp 100 juta dari BPJS dan Rp 200 juta gratis operasi di rumah sakit dari BPJS, dan juga yang sudah bolak balik opname gratis memakai BPJS.
Sementara teman2 di Lampung, di Medan, di Palembang, di Kalimantan, mereka mengeluh memakai BPJS tetapi harus beli obat sendiri di apotik luar dengan alasan stok obat untuk pasien BPJS kosong, dan keanehan2 lainnya karena pemda setempat tidak mengawasi kinerja BPJS di RS seperti yang dilakukan Jokowi, rajin sidak ke berbagai RS di Jakarta mengawasi kinerja BPJS. Saya tahu persis penyakit kanker penyakit mahal, butuh banyak biaya, yang kaya raya pun bisa jadi miskin. Saya tau persis karena saya sendiri mengalami sakit kanker stadium 4 sudah setahun lebih. Saya saja yang ibaratnya sudah dekat ajal masih mau berjuang untuk Jokowi, kok yang sehat tutup mata ?
Anda tahu, Jajang C.Noer sahabat saya saja, besannya Jusuf Kalla, juga mengurus BPJS? Padahal ia besan mantan wapres dan cawapres. Kalau dia mau, dia bisa minta tolong dibayarin JK atau minta tolong anak buahnya JK untuk mengurus.
Tapi dia urus sendiri untuk bikin Kartu BPJS. Karena ia seorang seniman idealis, sama seperti saya. Bukan orang-orang yang gemar KKN. Bukan orang-orang yang mendewakan harta dan jabatan. Kami masih punya harga diri dan hati nurani. Lebih baik miskin daripada kayaraya tapi hina di mata Tuhan.
Dewi Yanthi Razalie
Melalui suratnya yang diterima Tempo, Dewi menyatakan Jokowi adalah sosok presiden yang peduli terhadap pelayanan kesehatan bagi rakyat kecil. Sejak divonis menderita kanker stadium 4, Dewi terbantu dengan program jaminan kesehatan yang cikal bakalnya berawal dari kartu jaminan sehat yang digagas oleh Jokowi.
Berikut surat terbuka Dewi :
Saya Dewi Yanthi Razalie, penulis Majalah Anita Cemerlang sejak 1984, penulis Buku 24Sauh yang mendapatkan MURI, promotor yang mengorbitkan & mendongkrak popularitas Pulau Tidung di Kepulauan Seribu sejak 16 April 2010.
Sudah setahun ini saya menjadi survivor kanker stadium 4. Saya sudah bantu promosikan Jokowi di FB. Saya ingin berbuat sesuatu untuk negeri ini. Mumpung saya masih kuat dan sehat, masih dikasih kesempatan hidup.
Jokowi harus jadi presiden, barulah kinerja BPJS akan beres di Seluruh Indonesia. 2013 & 2014 banyak orang kena kanker. Tidak sangguplah kalau tidak pakai BPJS.
Operasi Rp 100 juta sampai Rp 250 juta. Satu kali kemoterapi Rp 35 juta. Obat kemo yang diminum 1 butir 2 juta, diminum berbulan-bulan.
Saya ingin mata masyarakat Indonesia melek. Siapa Jokowi. Jokowi itu memperjuangkan rakyat. Jokowi datang langsung sidak ke rumah sakit di jakarta mengawasi kinerja BPJS.
Susilo Bambang Yudhoyono sudah 10 tahun menjadi presiden kan ? Tapi BPJS baru ada sesudah Jokowi jadi Gubernur DKI kan ? Kartu Jakarta Sehat (KJS) itulah cikal bakal BPJS.
Saya tau persis dari omongan-omongan Jokowi di tv. Saya membuktikan dan merasakan sendiri. Sesudah Jokowi jadi Gubernur DKI Jakarta, KJS di Jakarta berjalan lancar, laporan dari masyarakat Jakarta, sementara Jamkesda banyak yang ditolak RS terutama Jamkesda Tangsel bertahun2 selalu ditolak di RS Dharmais.
Sejak Jokowi jadi Gubernur DKI maka ada BPJS & BPJS di Jakarta lancar selalu. Pokoknya aku sangat bersedia menjadi tim suksesnya Jokowi, bukan untuk cari uang atau cari popularitas, tapi untuk menyampaikan kebenaran. Kalau aku hanya diam dan berbicara dalam hati, itulah selemah-lemahnya iman dan aku tidak mau. Mumpung aku masih kuat, masih bisa, why not. Aku harus cari bekal untuk aku "pulang".
Yang jelas, Jokowi juga tidak pernah memukul perempuan, tidak kasar dan temperamental. Jokowi cukup santun dalam bersikap dan berucap. Jokowi itulah contoh muslim sejati, yang menghargai istri dan anak perempuannya.
Soeharto tentara, militer, jenderal, jadi presiden, hasilnya apa selama 32 tahun ? SBY juga jenderal, hasilnya apa selama 10 tahun ? Klo jenderal lagi yang jadi presiden, bisa dibayangkan, mau jadi apa negeri ini ? Soeharto dan SBY masih bagus, tidak temperamental dan emosional, ya kan ?
Teman2 saya di rumah sakit di Jakarta, langsung dapat operasi gratis Rp 100 juta dari BPJS dan Rp 200 juta gratis operasi di rumah sakit dari BPJS, dan juga yang sudah bolak balik opname gratis memakai BPJS.
Sementara teman2 di Lampung, di Medan, di Palembang, di Kalimantan, mereka mengeluh memakai BPJS tetapi harus beli obat sendiri di apotik luar dengan alasan stok obat untuk pasien BPJS kosong, dan keanehan2 lainnya karena pemda setempat tidak mengawasi kinerja BPJS di RS seperti yang dilakukan Jokowi, rajin sidak ke berbagai RS di Jakarta mengawasi kinerja BPJS. Saya tahu persis penyakit kanker penyakit mahal, butuh banyak biaya, yang kaya raya pun bisa jadi miskin. Saya tau persis karena saya sendiri mengalami sakit kanker stadium 4 sudah setahun lebih. Saya saja yang ibaratnya sudah dekat ajal masih mau berjuang untuk Jokowi, kok yang sehat tutup mata ?
Anda tahu, Jajang C.Noer sahabat saya saja, besannya Jusuf Kalla, juga mengurus BPJS? Padahal ia besan mantan wapres dan cawapres. Kalau dia mau, dia bisa minta tolong dibayarin JK atau minta tolong anak buahnya JK untuk mengurus.
Tapi dia urus sendiri untuk bikin Kartu BPJS. Karena ia seorang seniman idealis, sama seperti saya. Bukan orang-orang yang gemar KKN. Bukan orang-orang yang mendewakan harta dan jabatan. Kami masih punya harga diri dan hati nurani. Lebih baik miskin daripada kayaraya tapi hina di mata Tuhan.
Dewi Yanthi Razalie
Source : pemilu.tempo.co
Post a Comment