" WARISAN PEMERINTAHAN AGEN ASING " . Rakyat bangsa Indonesia tidak perlu kaget , tidak perlu mengeluh jika nantinya Pemerintahan Jokowi - JK harus menaikkan harga BBM pada awal pemerintahan.

" WARISAN PEMERINTAHAN AGEN ASING " . Rakyat bangsa Indonesia tidak perlu kaget , tidak perlu mengeluh jika nantinya Pemerintahan Jokowi - JK harus menaikkan harga BBM pada awal pemerintahan

Inilah w a r i s a n - t i n g g a l a n Pemerintahan Yudoyono pada saat kini. HUTANG tinggalan Sby Rp 3200 trilyun. Subsidi BBM yang semula 46Juta Kililiter - KL , karena kebijakan mobil murah membengkak terus menjadi 48 juta Kl , dan hingga akhir 2014 bisa mencapai 52,41 juta Kl. Inilah yang sebabkan j e b o l n y a subsidi BBM . Pemerintah Yudoyono menghambur - hamburkan energi BBM yang tidak tanggung - tanggung. 

Padahal dari kebutuhan 1,3 juta barrel / day , lifting BBM Pemerintah Yudoyono hanya mampu memenuhi 820.000 barrel / day saat kini . Terus darimana sisanya dicukupi ? Impor . SIAPA yang impor ? Pemerintah lewat MAFIA Migas . SIAPA mafia Miganya ? . Mafia Migasnya adalah orang - orang dalam pemerintahan Sby sendiri melalui PETRAL , anak perusahaan Pertamina yang KANTORNYA di SINGAPORE. Mereka itu adalah : Muhammad Riza Chalid ( gembong mafia minyak dari era Soeharto yang kini n e m p e l ke Sby ) kerja sama dengan : Hatta Rajasa , Purnomo Yusgiantoro , Erwin Sudjono dan Hartanto Edi Wibowo ( keluarga Ny Ani Yudoyono ) , Zahdi Saleh , Evita Legowo yang semuanya orang - orang Sby. Import dari Singapore . Selama 10 tahun Pemerintahan Yudoyono TIDAK MAU membikin k i l a n g ,untuk meningkatkan produk BBM dalam Negeri . 

Jika membikin kilang lagi didalam negeri , maka i m p o r dari para MAFIA itu akan terganggu kepentingannya. Kalang kabutnya kebutuhan BBM dalam negeri selama ini , suka atau tidak suka , adalah PERMAINAN pemerintahan Sby sendiri bersama para MAFIA MIGAS yang mana adalah orang - orang Sby sendiri untuk memperkaya pribadi , keluarga dan kelompoknya . Rakyat yang jadi korban. PERTAMINA pernah merngalami kejadian PAHIT , pada saat Widya Purnama ( bekas dirut Pertamina ) sudah berusaha k e r a s bersama Bank - bank Pemerintah termasuk BI untuk pengumpulan DANA untuk membiayai p e n g o l a h a n dan operate - b l o k CEPU oleh anak bangsa sendiri . 

Tetapi hanya dalamHITUNGAN HARI demikian Menlu AS C. Rice datang ke Jakarta ,maka Sby langsung serahakan pengolahan dan operate Bolk Cepu pada EXON Amerika . Padahal Pertamina BISA MENGOLAH dan MENGOPERASIKAN sendiri . Demikian juga untuk Blok Semai IV Arafuru , Pertamina DIKALAHKAN oleh pemerintah Yudoyono hanya karena BONUS TANDATANGAN ( Sign Bonus ) Amerada Hess Amerika LEBIH TINGGI dari pada Pertamina . Dan tahun lalu terulang lagi , PERTAMINA DIKALAHKAN lagi oleh Pemerintah Yudoyono yang lebih mremilih British Petroleum - BP Inggris untu pengolahan Kilang Tangguh Papua . 

Lagi -lagi diduga adanya GELAR KSATRIA PENJAGA KAMAR MANDI dari Kerajaan Inggris . Bukan hanya Yudoyono yang seperti demikian itu , Soeharto juga tinggalkan HUTANG Rp 1600 trilyun waktu lengser. Sumber Daya Alam - SDA d i o b r a l untuk kepentingan Asing . Sebut saja Freeport, Newmont , Senggigi , Caltex , Total , Mobil Oil dan sebagainya . 

Ditambah KUCURAN BLBI pada anak - anak , keluarga , saudara dan k r on i n y a ,kemudian total BLBI Rp 600 T dan HUTANG Rp 1600 trilyun adalah Megawati Soekarnoputri yang disuruh t a n g g u n g - b e b a n n y a . Megawati Soekarnoputri yang disuruh c u c i - p i r i n g tinggalan PESTA PORA Soeharto Sama PERSIS sekarang Sby tinggalkan HUTANG Rp 3200 trilyun dan j e b o l n y a subsidi BBM bisa mencapai sekitar Rp 350 - Rp 40p trilyun , maka Jokowi - Jk yang disuruh t a n g g u n g - b e b a n n y a . Jokowi - JK yang disuruh c u c i - p i r i n g n y a PESTA PORANYA hambur - hambuiran uang Pemerintahan Yudoyono termasuk s k a n d a l Century. TINGGALAN 32 TAHUN ORBA SOEHARTO dan 10 TAHUN REZIM PENCITRAAN SBY AGEN KEPENTINGAN AMERIKA , INGGRIS , PERANCIS DAN BARAT .

Source : FB Putranto Argo
https://www.facebook.com/putranto.argo/posts/1528327950715170

Post a Comment

Previous Post Next Post